Pendidikan di Indonesia Lebih (sedikit) maju dari Malay

Kemendiknas Malaysia berpendapat bahwa pendidikan kejuruan (vokasi) di Indonesia lebih maju dari pendidikan kejuruan di negaranya. Hal ini didasarkan kepada :

1. Minat siswa terhadap pendidikan vokasi masih kurang dibandingkan minat terhadap akademisi. Data yang diperoleh Kemendiknas Malaysia menunjukkan 39 persen siswa cenderung memilih studi akademis, 29 persen minat di pendidikan kejuruan, 19 persen tertarik seni, 9,7 persen memilih budaya dan sosial, serta 2,7 persen mengambil jurusan olahraga.

2. Kurikulum pendidikan di Malaysia masih mengacu kepada pendidikan akademisi. Kurikulum untuk pendidikan vokasi masih belum dapat memenuhi (standar) kebutuhan industri dan profesional.

3. Masih ada kendala lain berupa tenaga pengajar yang berkualitas dalam bidang kejuruan masih sangat kurang di Malaysia. Hal ini disebabkan anggapan bahwa karier pada bidang kejuruan masih kurang jelas dan mantap.

Karena kekurangan tersebut, pendidikan vokasi di Malaysia masih dianggap pendidikan kelas dua, dan kurang dapat berkembang sehingga berkurang pula produksi tenaga ahli yang handal.

Sementara itu, pendidikan vokasi di Indonesia sudah bisa membuktikan bahwa pendidikan kejuruan bukanlah kelas dua dalam dunia pendidikan dan pencetakan tenaga ahli. Bahkan belakangan ini murid-murid SMK sudah bisa menunjukkan prestasi dalam rancangan mobil nasional yang disebut ESEMKA.

Oleh karena itu, Kemendiknas Malaysia melihat bahwa pendidikan vokasi di Indonesia lebih maju dibandingkan dengan pendidikan vokasi di Malaysia, akan tetapi mereka masih melihat ada kekurangan yang cukup vital bagi perkembangan pendidikan vokasi di Indonesia yaitu soal peralatan tehnologi.

Pantang Menyerah Anak SMK! Maju terus harumkan bangsa!

0 komentar:

Posting Komentar

VISITOR

Chat

Followers

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "