Jangan kalah dengan Preman dan Premanisme

Preman adalah seseorang atau sekelompok orang baik yang tanpa maupun yang terorganisir yang melakukan tindakan kontra produktif. Menikmati hasil dari keringat orang lain, memeras, menjadi backing atau melakukan kegiatan-kegiatan Ilegal dsb, melakukan bisnis atau usaha-usaha jasa yang kliennya mau tidak mau harus menerima kesepakatan-kesepakatan yang dominan sepihak, kalau tidak mereka akan mengancam atau melakukan tindakan kekerasan.

Premanisme yaitu suatu gerakan yang menunjukkan cara-cara atau model atau juga pola-pola yang dilakukan seseorang, sekelompok orang, institusi baik dikelas jalanan atau dikelas bangsawan yang melakukan dengan gaya-gaya preman. Premanisme bagai hawa atau virus yang bisa merasuk dan merusak jiwa siapa saja yang menyukai cara-cara kekerasan atau pemaksaan kehendak dengan jalan pintas yang dilakukan dengan cara-cara kekerasan atau ancaman kekerasan. Cara-cara preman memang terus hemat energi dan gampang dilakukan tidak perlu pikir panjang dengan grudag grudug masalah beres. Namun sebenarnya merusak sistem dan tatanan sosial yang selama ini sudah terbangun.


Cara-cara preman sebenarnya pengecut dan merupakan pembodohan dan juga pamer kebodohan. Primordial dijadikan sarana atau kuda tunggangan dalam mencapai tujuan. Juga sebagai pembenar atau sebagai pengikat solidaritas yang emosional dan parah lagi kalau menyangkut spriitual bisa dipastikan tidak rasional lagi.



Menghadapi hal-hal yang Primoldial ini bisa saja ada rasa sungkan. Pembenaran dan pembiaran, bahkan bisa jadi ketakutan. Tentu saja semua unsur bangsa ini tidak boleh takut, apalagi dikalahkan apa harapan dan sandaran rakyat untuk mendapat penghiburan, perlindungan, kepastian. Preman memang bukan semata mata monopoli golongan kelas bawah, tetapi bisa juga golongan atas yang berjas dan berdasi atau yang berseragam resmi.

Mengatasi Preman dan Premanisme tentu bukan hanya dengan cara-cara fisik saja, tetapi dengan soft yang bisa membangkitkan solidaritas soaial. Salah satu puisi Wiji Thukul : " hanya ada satu kata : lawan " ini menginspirasi dan bisa membangkitkan semangat solidaritas. Memandang mereka suatu kebodohan ini berarti merusak peradaban.

0 komentar:

Posting Komentar

VISITOR

Chat

Followers

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "